KLITIKA BAHASA TOLAKI
FITRI YUNITA MARANAY
A2D1 09031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi. Hal ini tampak dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia, bahasa senantiasa dijadikan kerangka untuk mencapai tujuan. Dengan bahasa kita dapat mengkomunikasikan berbagai aspek kehidupan dalam arti yang luas, seluas jangkauan kehidupan manusia itu sendiri.
Di Indonesia, kebijaksanaan mengenai bahasa dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal 36 dan penjelasan pada Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa di daerah-daerah yang mempunyai bahasa dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan sebagainya). Bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara oleh negara.
Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah mempunyai fungsi sebagai (1) pendukung bahasa nasional, (2) sebagai pengantar di Sekolah Dasar di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar bahasa Indonesia dan mata pelajaran daerah (Depdikbud, 1983:11).
Menyadari pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa daerah dalam kaitannya dengan pertumbuhan, perkembangan dan pembakuan bahasa nasional serta kepentingan pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa daerah sebagai salah satu unsure kebudayaan, maka bahasa-bahasa daerah perlu diselamatkan, dipelihara, dibina dan dikembangkan.
Sejalan dengan berbagai pernyataan di atas, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini oleh berbagai kalangan untuk mengadakan penelitian terhadap bahasa-bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia sangat besar manfaatnya, termasuk didalamnyabahasa-bahasa daerah di Sulawesi Tenggara, khususnya bahasa Tolaki.
Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa daerah yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini bahasa Tolaki masih tetap digunakan sebagai bahasa pergaulan dan alat komunikasi dalam wilayah sosial cultural Tolaki, bahasa Tolaki juga merupakan salah satu bahasa di antara tiga bahasa di Sulawesi Tenggara yang dimasukkan dalam Kurikulum Muatan Lokal, maka bahasa Tolaki merupakan salah satu mata pelajaran bagi siswa SD dan SMP di kota Kendari.
Penutur bahasa Tolaki tersebar di dua kabupaten yaitu Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka. Penyebaran bahasa Tolaki dimulai dari wilayah sekitar Danau Matana bergeser ke arah Selatandihulu Sungai Lasolo dan Konawe’eha yang mula-mula berlokasi di Andolaki, pemukiman pertama orang Tolaki. Selanjutnya, bahasa ini bergeser ke timur sampai di pesisir Sungai Lasolo dan Lalindu di Kecamatan Asera, ke tenggara sampai di wilayah-wilayah Kecamatan Mowewe, Tirawuta, Lambuya, Unaaha, Wawotobi, Lasolo, Sampara, Mandonga, Kendari, Ranomeeto, Punggaluku, Tinanggea, Moramo, dan Wawoni’I, ke selatan sampai di wilayah kecamatan Lasusua dan Pakue (Tariman, 1993:70).
Usaha dan kegiatan penelitian bahasa-bahasa daerah di Indonesia telah banyak dilakukan oleh beberapa ahli buku-buku di perpustakaan-perpustakaan, took-toko buku disana kita akan menemukan beberapa buku mengenai bahasa daerah tertentu beserta aspek-aspeknya. Di Sulawesi Tenggara khususnya daerah Tolaki, kegiatan penelitian sudah ada yang melakukannya. Penelitian itu ada yang bersifat lembaga, melalui jalur kegiatan proyek penelitian bahasa dan Sastra Indonesia dan juga penenlitian yang bersifat pribadi.
Penelitian bahasa Tolaki antara lain pattiasina dkk. (1997/1998) Struktur Bahasa Tolaki, Muthalib dkk. (1985) Kata Tugas Dalam Bahasa Tolaki, Tariman (1989) kebudayaan Tolaki, dan Sailan (1995) Tata Bahasa Tolaki.
Dari sekian banyak peneliti tersebut diatas, belum ada yang secara khusus meniliti tetang klitika bahasa Tolaki. Kenyataan ini dapat kita lihat pada beberapa buah karya hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan. Hal ini merupakan salah satu upaya pembinaan dan pengembangan serta pelestarian bahasa daerah Tolaki.
Di dalam bahasa Tolaki terdapat bentuk-bentuk klitika yang berupa proklitik dan enklitik. Proklitik adalah klitik yang harus diletakkan di depan morfem dasar, sedangkan yang dimaksud dengan enklitik adalah klitik yang dilekatkan di belakang morfem dasar (Pateda, 1998: 79).
Beberapa data berikut ini memperlihatkan adanya bentuk proklitik dan enklitik dalam bahasa Tolaki.
1. Aupebaho leesu. ‘kau mandi duluan’
Bentuk proklitik yang melekat didepan morfem dasar pebaho ‘mandi’ yaitu proklitik au ‘kau’.
2. Lapo, ana makurano kuonggo tuhani’i
Adapun kurangnya nanti saya tambah’
Enklitika yang melekat dibelakang morfem dasar la ‘ada’ yaitu po’ana ‘pun’.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, selanjutnya yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana bentuk-bentuk klitika bahasa Tolaki?
b. Bagaimana makna klitika bahasa Tolaki?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk klitika baik proklitik maupun enklitik dalam bahasa Tolaki.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan pikiran dalam usaha meningkatkan pengetahuan tentang bentuk-bentuk klitika dalam bahasa Tolaki.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang sifatnya lebih mendalam tentang bahasa Tolaki khususnya bentuk-bentuk klitika.
1.5 Kerangka Acuan
Penelitian ini menggunakan pendekatan structural dalam memilih teori dengan harapan dapat menjangkau dan mencakup semua masalah penelitian. Untuk itu penelitian ini memilih beberapa pandangan dari teori linguistic yang relevan dengan masalah pokok penelitian. Pendekatan structural yang dikembangkan oleh Saussure menjadi penyangga utama dalam memilih teori yang relevan dengan masalah penelitian.
Teori tentang klitika mengacu pada pandangan Pateda (1988:78), Suparni (1989:83), Keraf (1779:16), Sibrani (1987:2). Metode dan teknik analisis data mengacu pada pandangan Djajasudarma (1993, 1997) dan Sudaryanto (1992, 1993).
1.6 Batasan Istilah
Sesuai dengan judul penelitian ini klitika bahasa Tolaki, maka batasan istilahnya adalah:
1. Klitika adalah bentuk terikat yang secara fonologis tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak dianggap morfem terikat karena dapat mengisi gatra pada tingkat frase atau klausa, tetapi tidak berlaku sebagai bentuk bebas (Suparni, 1989:83).
2. Bahasa Tolaki adalah salah satu bahasa daerah yang terdapat di Sulawesi tenggara dan hingga saat ini masih tetap dipergunakan sebagai bahasa pergaulan dan alat komunikasi dalam wilayah sosial cultural Tolaki (Tarimana, 1989:20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar