BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia terkenal dengan budayanya yang beraneka ragam. Hal ini terjadi karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiami dari berbagai daerah yang terbentang dari sabang sampai merauke. Berbagai jenis suku yang tercermin dari keanekaragaman budaya kelompok-kelompok suku yang merupakan sub budaya dari kebudayaan nasional perlu dilestarikan.
Dalam upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berdasarkan nasional perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat mengangkat nilai-nilai sosial yang luhur yang diperlukan bagi pemahaman dalam proses pembagunan. Bahasa dan sastra daerah perlu terus dibina dan di lestarikan dalam mengembangkan serta memperkaya khasanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur kepribadian bangsa
Sastra daerah adalah bagian dari aset kekayaan nasional yang harus dikembangkan. Upaya pemeliharaan dan pengembangan sastra daerah tidak terlepas dari pangggilan sumber kebudayaan daerah yang tersebar di kawasan daerah nusantara.
Folklor adalah salah satu bahan pembelajaran sastra daerah yang merupakan sebagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang terbesar dan mewariskan turun-temurun secara tradisional da;lam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.
Teka-teki (pertanyaan tradisional) merupakan salah satu folklor lisan yang bersifat tradisional dan mempunyai jawaban yang tradisional pula.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana mendeskripsikan teka-teki (pertanyaan tradisional)
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan teka-teki (pertanyaan tradisional)
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini adalah dapat mengetahui teka-teki (pertanyaan tradisional)
BAB II
PEMBAHASAN
TEKA-TEKI (PERTANYAAN TRADISINAL)
Pertanyaan tradisional, di Indonesia lebih terkenal dengan nama teka-teki, adalah pertanyaan yang bersifat tradisional dan mempunyai jawaban tradisional pula. Pertanyaan dibuat sedemikian rupa, sehingga jawabannya sukar, bahkan sering kali juga baru dapat dijawab setelah mengetahui lebih dahulu jawabnya. Walaupun pribahasa dan teka-teki dalam bentuk “ kecil” bila dibandingkan dengan cerita prosa rakyat dan nyanyian rakyat, namun seorang ahli dapat menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk meneliti kedua genre itu.
Menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes teka-teki adalah “ Ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan sepasang daripadanya dapat saling bertentangan dan jawabnya harus diterka” (Georges & Dandus, 1963 : 113).
Selanjutnya menurut kedua sarjana itu teka-teki dapat digolongakan ke dalam dua kategori umum, yakni :
1. Teka-teki yang tidak bertentangan
Pada teka-teki yang tidak bertentangan, yang bersifat harfiah jawab dan pertanyaannya adalah identik. Keadaan akan menjadi lain pada teka-teki yang tidak bertentangan yang bersifat kiasan karena referen dan topik
2. Teka-teki yang bertentangan
Pembagian itu berdasarkan ada atau tidak adanya pertentangan diantara unsur-unsur pelukisannya dapat bersifat harfiah, yakni seperti apa yang tertulis atau kiasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar