Rabu, 06 Juni 2012

WEDARAN WIRID I

WEDARAN WIRID I

Kata Pengantar
Mengingat bahwa bangsa Indonesia itu sebahagian besar agama Islam, mengingatkan dengan ucapan perkataan Paduka Yang Mulia Soekarno pada pertemuan musyawarah besar Islam di Solo (surakarta), supaya pemuda sama-sama mengorek (menggali) isinya Islam yang sebenarnya, maka penulis terdorong untuk saling mengeluarkan pendapat.
Para pembaca; penulis menerangkan pendapat itu karena mengingat para leluhur kita yang sudah sama-sama mengijinkan pendapat ilmunya, menjadi buku-buku suluk dan Wiridan (pelajaran), yang semasa zaman para Wali sangat dirahasiakan, karena dikhawatirkan bisa salah mengerjakan (mengartikan) !.
Kata Wirid itu pada suku Jawa (kejawen Jawa), mempunyai pendapat Wirid atau Rungsid, sembahyang Ikhlas (Khusyuk) serta zikir (mengingat-ingat) nama Allah serta mempelajari kitab Al-Qur’an Nul Qarim.
Penulis akan memberi pelajaran tentang 4 (empat) pelajaran yang sangat sulit, artinya empat jalan tingkatan Shalat (sembahyang) yang sempurna. Untuk pelajaran bangsa kita sendiri menurut undang-undang Pancasila, maka menyatukan pelajaran oleh penulis sengaja memakai bahasa Jawa yang sopan (telah diterjemahkan). Jika nanti ada kata bahasa Arab atau bahasa Barat lainnya itu menjadi pedoman penguat (meyakinkan) saja.
Karena menyatukan pelajaran Wirid itu berdasar (landasan) Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadist, maka penulis menggunakan Dalil yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist. Selain dari itu mengutip pendapat para sarjana (cendikiawan) Jawa di tanah Jawa dan negara lain, terutama surat/buku karangan Alm. Pujangga R. Ng. Ronggo Warsito.
Dan selanjutnya mengingat kata-kata Bapak Ki. MO. Hatmoyuwono dengan saudara tertua Ki Broto Kesowo, dan artinya penulis dan pembaca harus menggunakan akal pikir yang sehat. Wedaran Wirid ini umpama makanan hanya mengambil dan memasak, maka sebelumnya harus dipikir terlebih dahulu benar salahnya keterangan ini. Bacaan ini bisa jadi ada yang tidak setuju, tetapi penulis mempunyai keyakinan; siapa saja tidak mengenal agama atau kepercayaan kebatinan, umpama mau berpikir tentang isinya dengan teliti, hasilnya akan menjadi saudara sependapat. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
Surabaya, 30 Mei 1957
Penulis,
Ki. R.S. Yudi Partojuwono
Bab 1
DAT ALLAH SWT WAJIB ADANYA.
Al-Qur’an surat Al-Israa : 15 ;
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”
Keterangan tadi jika diteliti menunjukan kita, artinya seseorang harus mengetahui tentang hidup kita, walaupun hidup kita kearah jalan yang benar atau belum (salah).
Keterangan semua petunjuk dari satu-satunya orang lain belum tentu benar, karena orang itu berhak menolak dan mengolok, Karena tidak mau mengakui yang dikerjakan itu salah, walaupun orang itu banyak ilmunya.
Firman Allah SWT. Surat Al-Isra : 15, memberi peringatan siapa saya, artinya ilmu yang kita kerjakan benar atau salah yang harus merasakan adalah diri sendiri.
Untuk pekerjaan sehari-hari untuk semua pekerjaan orang itu seharusnya berhak memilih antara yang benar dan yang salah. Jadi kalau mau menggunakan kekuasaan itu tentu akan merasakan tenang. Umpama ada kegelisahan karena kurang waspada, umpamanya kita sudah menuju menuju yang benar ternyata masih salah, tetapi kita mau memperbaiki, pasti kita berbalik jalan kearah lurus (benar). Itu adalah contoh perjalanan hidup berkeluarga sehari-hari yang benar, dan salah dapat di perbaiki munurut keterangan (ramalan). Tetapi menurut ilmu sebenarnya tidak begitu, salah di dunia juga salah diakhirat. Jadi menurut Firman Allah SWT. Surat Al-Isra : 15 tadi, walaupun Allah sudah memberi petunjuk jalan yang benar melalui kitab-kitab yang disampaikan para Rasul-Rasul yaitu Agama. Walaupun begitu kita harus waspada, dan kitab-kitab suci itu semua isinya adalah petunjuk menuju kebenaran, maka kita harus berfikir yang benar. Jika orang yang membatah atau menyalahkan kebenaran, orang itu salah atau tidak benar.
Menurut masyarakat umum, orang yang tidak mau mengikuti (memeluk) salah satu agama, mempunyai keyakinan sendiri, menurutnya “makan tidak makan aku mencari sendiri, orang lain mau apa, yang penting tidak merugikan orang lain, ya sudah!!!.”
Untuk ukuran dunia, kemauan yang seperti itu memang benar, tetapi umpama dirasakan dengan isi hati kita mestinya menimbulkan pertanyaan, Tanggung jawab terhadap hidup bagaimana?, Nanti bila sudah ajal / Sekaratil maut, apa pasti bisa sempurna.
Apa percaya adanya Allah dan Gaib, apa hanya mengakui hidupnya didunia dilahirkan dengan manusia. Umpamanya mengakui jika lahir itu dari kandungan ibu, mestinya kita bisa teliti lebih jauh lagi selanjutnya. Karena percaya bila lahir dari manusia lantas mempunyai ikhtikat/kepercayaan yang menyebut sebenarnya manusia itu berdiri sendiri sebelum ada Allah dan malaikat dan lain-lain yang ada didunia. Selanjutnya diceritakan manusia itu asalnya dari adam / kosong. Walaupun orang biasa (awam) jika mau memikirkan yang lebih dalam, tentunya dalam hati timbul pertanyaan sebenarnya yang menciptakan itu siapa?, kenapa bisa melahirkan manusia lagi?, pertanyaan seperti tadi sudah tidak ada gunanya, malah menjadi perdebatan/persoalan. Sampai sekarang belum ada yang menerangkan bahwa manusia bisa membuat jangkrik atau lalat. Karena itu terpaksa mempunyai pendapat bahwa Allah itu ada tetapi hanya cerita orang terdahulu. Pikiran orang itu tambah bodoh dan juga tambah maju, terbukti adanya pendapat Allah (sang Pencipta) menyatu dengan yang diciptakan (Alam). Karena hidup dizaman modern ternyata sampai sekarang belum ada yang melihat / menyatakan Tuhan / Allah SWT. Karena sudah habis pikir / kehabisan pendapat, lantas mengatakan zat-zat atom alam seluruhnya itu adalah Allah, tetapi itu hanya pendapat segelintir orang, karena itu mempunyai pendapat dan akal yang cerdas, itupun para sarjana tidak mengetahui rahasia hidup. Artinya tidak bisa menjawab dengan tepat dari mana asalnya hidup itu. Karena habis pikir langsung timbul pendapat lagi bahwa hidup dari Allah. Itu sebenarnya hanya pendapat yang tidak ada ujungnya (buntu). Bukan karena bodoh tetapi hanya tidak bisa menjawab, buktinya menurut ilmu alam benda-benda itu terjadi dari perpaduan atom negative dan atom positif. Karena dari mana asalnya atom itu dan siapa yang membuat lalu bingung dan buntu cara berpikir langsung heran dan tegas mengatakan Allah itu sumber dari semua kekuatan / daya kekuatan gaib. Pendapat itu ibarat timbul dari keyakinan meneliti dengan keadaan daya tarik menarik dan dapat berubah-uabh menjadikan berputar, panas dan dingin, dan terjadi perputaran dunia dan bintang itu terjadi sebelum ada agama dan sangat teratur, dan manusia lahir didunia semua sudah terjadi sedemikian rupa.
Sarjana yunani yaitu Heraclitus dan Thales yang hidup antara 2500 tahun yang lalu, bertanya pada diri sendiri dari mana asalnya benda-benda dan zat-zat kimia tadi?.
Untuk dasar tentang zat yang maha suci wajib adanya, pertanyaan tersebut perlu dijawab berdasarkan hukum-hukum (proses) atom stelsel (kata atom) atau ilmu alam (Physica) modern, perlunya supaya tidak menimbulkan kepanatikan dan seharusnya menjadi kayakinan tentang zat yang Maha Suci wajib adanya. Karena seluruh keterangan disertai keterangan yang masuk akal, petunjuk yang mudah untuk menerangkan asal manusia itu dari Adam yaitu Kosong tetapi ada, dan berdiri sendiri sebelum adanya Allah.
Pelajaran itu umpama untuk orang awam (tidak tau apa-apa) sudah sangat tinggi, jadi seumpama ada orang yang Tanya manusia asalnya kosong (suwung dalam bahasa jawa) kenapa bisa jadi manusia? Lalu mereka diam (tidak ada jawaban). Hal demikian itu jika berdasarkan pengalaman untuk menjawab pertanyaan diatas samapai sekarang masih membingungkan.
Jadi ada pendapat dari beberapa ilmuwan dari barat yaitu Heraclitus dan Thales belajar membuktikan adanya Allah (Tuhan Gop Theo) untuk mencari asalnya benda-benda sampai buntu otaknya, tetapi tidak bisa membuktikan, akhirnya memutuskan bahwa asal benda-benda itu dari air. Di abad ke 19 pendapat tadi diteliti lagi oleh seorang ilmuwan Charles Darwin Faouback Karl marx, supaya bisa terbuka berdasarkan ilmu alam (kimia), air itu terjadi dari dua paduan (warna / Hidrogenium = Waterstof) dan zat baker (Oxygenium = Brandstof).
Perbandingan Hydrogenium (H) dicampur dengan 2 Oxygenium (O) bentuknya menjadi atom 2, jadi atom 2 H dan 2 atom (O) disingkat H2O bentuknya menjadi air.
Ilmuwan Dimocritus yang hidup 460 tahun sebelum Muhammad SAW lahir mempunyai pendapat bila zat cair, gas, padat dll itu terjadi dari paduan zat/benda yang halus sekali, sehingga tidak bisa dihancurkan lagi. Pendapat seperti itu dibenarkan oleh ilmuwan Aris Thoteles dan juga dibenarkan oleh ilmuwan Darwin dan mengatakan benda terjadi dari dua paduan yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, zat/benda tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan tetapi bisa menyatu sendiri antara 2 paduan (Nitrogen dan Hydrogen) dan menjadi bentuk zat/benda yang disebut Molekul/Sel-sel. Umpamanya Alkohol terjadi dari campuran atom zat pembakar 2 atom zat arang (Koolzuur) 6 atom dan air. Selanjutnya para ilmuwan langsung menguji lagi, kenapa atom itu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. Percobaan tadi langsung diuji menggunakan cahaya (sinar X), kalau menurut ilmu kedokteran disebut Rontgen. Sedangkan pendapat ilmuwan Thomson tahun 1895 caranya cahaya sinar X itu disinarkan keatom tersebut dan atom tersebut hancur menjadi benda-benda yang sangat kecil-kecil sekali yang asalnya dari pusatnya sendiri (pusat atom) yang disebut “uratom”. Setelah di teliti ternyata mempunyai daya listrik negatif dan dinamakan Elektron, begitupun uratom itu sampai sekarang belum bisa diketahui besar kecilnya, walaupun dilihat memakai alat Mikroskop. Sampai sekarang Elektron tidak bisa diketahui daya alam atau daya mekanis, walaupun memakai berbagai bentuk alat. Menurut penelitian para ilmuwan tadi, pecahnya zat-zat tadi menyebabkan daya radio aktif, Radio aktif tersebut tidak bisa dibatasi dengan alat apapun. Radio aktif masih mempunyai daya tiga macam yaitu;
1. Daya Penetrasi yang bisa menimbulkan apa saja.
2. Daya Elektromagnetik
3. Lebih berat dari daya Elektron.
Mengandung daya menurut kodratnya, berjalan dengan sifatnya, maka semua yang tercipta (Gumelar bahasa jawa) itu bergerak tarik menarik satu sama lain, contohnya Bumi, Bulan dan Matahari. Penelitian para ilmuwan barat membuktikan seluruh benda yang terlihat oleh mata itu mempunyai daya magnit (listrik) negatif dan positif, atom dan intinya (uratom) itu bergerak tanpa sebab dan mengherankan para ilmuwan. Ditahun 1932 ilmuwan Rutherford dan Chadwich menemukan zat yang dinamakan Neutron yang tidak mengandung daya listrik, dan Rutherford sendiri menemukan Proton, waktunya lebih dari 1836 dari pada waktunya Elektron.
Tahun 1931 ilmuwan Pauli dan Fermi bisa mengalihkan daya Neutron, dan pendapat tadi disempurnakan lagi tahun 1955 karena daya Neutrino itu bakan zat ternyata sampai sekarang belum terlihat bentuknya kata Prof. Ac Lamok. Menurut keterangan Neutrino itu yang bisa menembus segala keadaan dialam ini dan bisa dihentikan/dibatasi oleh Timah, tebalnya bisa 30 juta km. Keterangan itu membuktikan daya Neutrino tidak ada bendingannya, umpamanya diukur dengan bulatnya dunia kira-kira 40.000 km, jadi jika Neutron-neutron tadi benturan/lawanan dengan anti Neutrino dibumi bisa hancur dan menimbulkan cahaya (daya gaib) yang menyebabkan seluruh makhluk dibumi tidak terguncang, walaupun bumi itu bulat dan berputar. Jadi daya tadi seumpama Lem yang melengket dibumi. Sesungguhnya daya yang timbul dari Neutrino adalah daya yang rendah, selama-lamanya tetap ada. Jika umpama daya tadi berhenti pasti akan terjadi kejadian yang luar biasa, semua benda-benda berantakan tidak tentu arahnya, semua terguncang oleh perputaran bumi. Sebab karena itu kita yakin bahwa Allah yang maha megetahui, sedang memikirkan keadaan Neutrino saja kita sudah pusing tujuh keliling/bingung apalagi untuk megetahui zat Allah. Apa yang dibicarakan tadi yang telah diketahui belum lagi yang tersimpan (belum diketahui) Gaibnya dunia itu tanpa pengetahuan. Maka timbullah pertanyaan siapa yang membuat atom-atom dan yang menimbulkan daya (kekuatan gaib)?. Jelas Allah SWT ada.
Dengan menggunakan ilmu yang disebut Spectraal Analyse yaitu ilmu yang meneliti apa yang ada dibumi dan diluar bumi.
Para ilmuwan mempunyai pendapat, benda-benda itu terjadi dari campuran zat atom dan zat-zat tadi. Menurut pendapat lain bahwa asal bintang atau planet-planet juga sama. Umpama Helium campuran dan surya karena Surya mengandung Helium, Calsium berasal dari Bintang Serius. Bisa mengatahui adanya itu bisa memakai alat yang meneliti keadaan cahaya-cahaya yang asalnya dari bintang tadi. Dengan bijaksana mengatakan itu mestinya harus mengagungkan nama Allah, dan berhenti disitu saja bahwa Allah semua kekuatan, umpama di piker lebih dalam oleh semua orang bisanya Cuma mengakui saja (mengatakan ya), dari lahir kedunia semua sudah ada, umpama ada orang bertanya pada bayi yang lahir antara 3 jam, “kamu kok nangis dan ketawa, kawanmu siapa?”, bayi itu tidak bisa jawab, umpama bayi umur 1 tahun, “kamu itu yang melahirkan siapa?”, bayi tetap tidak bisa jawab dengan tepat. Yang bisa menjawab hanya orang yang mengetahui keadaan ibunya waktu lahirnya sendirian, bisa tahu kalau dia lahir diberi tahu oleh yang melahirkan, jadi dia mengerti setelah dia bisa bicara dan dewasa.
Jadi sebenarnya orang lahir itu tidak tahu apa-apa, jadi kalau dipikir dengan cermat, orang tidak bisa mengatakan kalau Allah itu tidak ada. Jadi orang dilahirkan dengan tidak tahu apa-apa sampai tua dan tetap tidak tahu apa-apa yang dinamakan hidup dan mati itu apa. Orang lahir didunia itu semua sudah ada, jadi tidak perlu membuat lagi, lalu siapa yang menyediakan?, jawabnya adalah Allah, Sembahan yang tidak tampak tapi sebetulnya ada. Begitupun para Cendikiawan (ilmuwan) yang bisa meneliti atom dan zat yang lainnya juga belum bisa menjawab dari mana asalnya semua adanya atom, Oxygen dan zat-zat hidup itu?, tetap masih meraba siapa yang membuat.
Karena manusia itu dasarnya lebih sempurna dari makhluk lain, manusia mempunyai pikiran untuk memikir, bisa berusaha, itu sebabnya masing-masing merasa benar. Ada golongan mengatakan daya kekuatan itu Allah, ada mengatakan yang menciptakan kekuatan itu Allah, tetapi Dat-Nya tidak nampak. Selisih pendapat itu dari zaman ke zaman saling berebut benar. untuk menyelesaikan (menenangkan) itu semua maka Allah mengutus umatnya untuk memberi penerangan yang benar dan yang salah, dan umatnya yang disebut Rasul, para Rasul memerintahkan umatnya untuk mengakui dan meyakini bahwa Allah itu ada.
Karena zaman sekarang pikiran manusia belum berkembang maju, semua ajaran para Rasul hanya diterima begitu saja, “Allah itu ada” kata bapak dan ibu, tanpa dicari apa Allah itu, apa zat/data atau sifat dan daya kekuatan Allah. Karena masih ada yang bingung lalu timbul pikiran bahwa Allah itu hanya kumpulan bumi, matahari, udara dan air (4 anasir), ada juga yang mengatakan Anasir yang empat itu adalah sifat-Nya, jadi sampai turun temurun hingga sekarang bisa cuma percaya dan terima apa adanya. Karena itu memang benar apa kata firman Allah pada surat Al-Isra ayat 15 seperti diatas, bahwa semua kepercayaan itu tergantung diri masing-masing dan orang lain tidak turut campur. Bersambung………………
Sumber buku Wedaran Wirid I, Ki R.S. Yoedi Parto Yoewono. Surabaja : Djojobojo, 1962-64.
Diposkan oleh Tejabuwana di 08.28 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar