Jumat, 25 Mei 2012

menganalisis Drama Berdasarkan Unsur Instrinsik

TUGAS: KAJIAN DRAMA

MENGANALISIS DRAMA
BERDASARKAN UNSUR INTRINSIK








FITRY YUNITA MARANAY
A2D1 09031



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011


PENDAHULUAN
1.    Pengertian Sastra
Sastra adalah merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi yang berunsur fiksionalitas, yang merupakan luapan emosi spontan. Van Luxwmburg, Jan (Terj. Dick Hartoko). Pengantar Ilmu Sastra Yogyakarta :Kanisius, 1983. Sastra adalah karya sastra imajinatif bermedia yang nilai estetikanya bernilai dominan. Melalui karya sastra seorang pengarang bermaksud menyampaikan informasi, gambaran atau pesan tertentu kepada pembaca. Sesuatu yang disampaikan itu biasanya merupakan gagasan tentang kehidupan yang ada disekitar pengarang.

2.    Penjelasan Tentang Kajian Sastra(drama)
Kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu (Aminuddin, 1995:39). Kegiatan “mempelajari” dalam pemahaman yang bersifat keilmuan adalah “menganalisis”. Inti dari kegiatan mengkaji adalah menganalisis.

3.    Judul Drama : “Alangkah Lucunya Kampus Ini” (Mas Jaya)
4.    Alasan Memilih Drama “Alangkah Lucunya Kampus Ini”.
Karena mengandung pesan moral yang dapat kita petik. bagaimana mempertanggungjawabkan amanah dan harapan orang tua, dengan berbagai pengaruh-pengaruh dilingkungan kampus. Seperti terdapat dalam kutipan percakapan berikut ini :
Amanah dan Harapan Orang Tua Inu:
Ibu: “Imu diantara kalian bertiga ini, hanya kamu yang saya lihat pintar. Ko sering dapat juara kelas. jadi kalau ko sudah pergi kuliah nanti, ko harus lebih pintar lagi. Supaya ko bisa seperti kakaknya La Iso, jadi anggota dewan. Atau tidak, ko bisa seperti bapaknya Ambo’i. sudah jadi kepala sekolah SD sekarang.”
Ayah: “Imu..tujuan bapak dan ibumu kasi duduk km malam ini, supaya ko bisa dengar baik-baik nasehat dari orang tuamu ini. Bapak sangat percaya sama kamu. Kamu itu sudah pintar, tidak merokok dan minum seperti kebanyakan pemuda dikampung ini. Kamu juga belum pernah pacaran saya lihat, dan mudah-mudahan saat kuliah juga jangan dulu.”
Ibu: “iya imu..apa lagi dari mereka itu ada juga yang pulang sudah bawa anak gadisnya orang. Jangan kasihan Inu, jangan! Disana itu Inu, kota.banyak maksiatnya. Tidak ada ibu dan bapakmu yang akan melihatmu nanti, selain Allah dan dirimu sendiri. Jadi jangan sekali-kali ko tinggalkan itu sholat dan mengajimu, karena itu adalah orang tuamu yang akan selalu menegur dan menasehatimu disana.”
Ayah: ”Imu..ko jaga pergaulanmu. Jangan sedikit-sedikit ko kaget lihat modelnya orang disana. Jadilah seperti tukang genteng yang selalu melihat kebawah, jangan seperti tukang gali sumur yang sedikit-sedikit melihat keatas. Ko lihat orang-orang di atas, beli ini..beli itu, begini begitu, ko mau ikut juga. Ingat nak kita ini orang bawah, orang miskin Nak.”
Ibu: “iya Nak, kondisi keluargamu harus juga ko ingat. Tapi jangan karena ko miskin baru ko minder untuk belajar. Mama yakin, pasti ko lebih pintar dari pada orang-orang kota sana.”
Pengaruh-pengaruh:
La Ipo: “ beee…apami yang ko dapat itu..ko tidak bisa jadi orang sukses kalau begitu, kuliah itu harus kasi lama. Ko harus masuk organisasi, biar ko jadi aktivis. Heee…hitungkan ko nah…kuliah sarjana itu 4 tahun. Organisasi juga harus begitu: 1 tahun jadi ketua HMPS, 1 tahun jadi ketua DPM, 1 tahun jadi ketua BEM fakultas dan 1 tahun lagi jadi ketua BEM universitas. Jadi totalnya 8 tahun.
La Ipo: “ha..ha..ha (tertawa) .eh saya jelaskan nah,Mahasiswa itu bisa dikatakan sukses kalau dapat CW. Kalau ko hanya sukses kuliah, itu sama saja kutu buku. Pokokno begini he! Pertama ko belajarmi dulu bae-bae, karena itu amanah dari orang tuamu, amanahnya om dan tantemu juga. Jadi, saya hargai itu. Nah pelan-pelan ko masukmi organisasi. Nah kalo ko sudah pintar, baru bagus organisasimu, banyak itu cewek yang lengket sama kamu nanti. Bagaimana, mantap toh!
La Ipo: “hmmm..deela kunee..! janganmi ko khawatir yang itu, kitaji yang pegang kampus. Kalau di DO, tinggal angkat megafon langsung takut itu birokrasi. Pokokno ko tidak rugi kasihan kalo ko ikut sepupumu ini. Hee..tidak ada yag berani kore-kore ko dikampus, bisa ko kuliah semaumu, dan yang penting ko tidak kelaparan. Artinya, biarpun lama ko kuliah, ko tidak akan jadi beban orang tua.
La ipo: ”wooo…ada toh caranya…hanya aktivis kayak sepupumu ini yang tau. Pokokno kalau masalah uang itu kecil, makanya ko gabungmi sama kita ini. Uuu…kalau ko sudah punya uang kasian, itu cewek-cewek tinggal ko pungut seperti gula-gula, hehehe….! Ko tidak lihatkah sepatuku ini, kayak sepatunya bos-bos toh. Ngeri juga harganya.

A.    Analisis Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik karya sastra yaitu unsur-unsur yang berada dalam karya sastra itu sendiri dan sebagai unsur pembangun dalam tubuh karya sastra itu. Unsur intrinsik pada karya sastra meliputi tema, alur, tokoh atau penokohan, latar, amanat atau pesan, dan sebagainya.
1.    Tema
Tema adalah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema bisa juga disebut muatan intelektual dalam sebuah permainan: topik, ide utama atau pesan, mungkin juga sebuah keadaan (Robert Cohen, 1983). Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naska lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita.
Adapun tema drama di atas adalah “Pengaruh-Pengaruh di lingkungan Kampus”. Mengapa? Karena persoalan yang menduduki tempat utama dalam drama “Alangkah Lucunya Kampus Ini” adalah pengaruh negatif yang dilakukan oleh tokoh La Ipo terhadap sepupunya Imu yang merupakan mahasiswa baru. Sebagaimana yang tergambar dalam kutipan dialog berikut:

 La Ipo : “beee…apami yang ko dapat itu..ko tidak bisa jadi orang sukses kalau begitu, kuliah itu harus kasi lama. Ko harus masuk organisasi, biar ko jadi aktivis. Heee…hitungkan ko nah…kuliah sarjana itu 4 tahun. Organisasi juga harus begitu: 1 tahun jadi ketua HMPS, 1 tahun jadi ketua DPM, 1 tahun jadi ketua BEM fakultas dan 1 tahun lagi jadi ketua BEM universitas. Jadi totalnya 8 tahun.
Imu: “biihh..sa tidak mau jadi aktivis, lama sekali kuliahnya. Biarmi saya bisa jadi sukses dengan belajar.”
La Ipo: “ha..ha..ha (tertawa) .eh saya jelaskan nah,Mahasiswa itu bisa dikatakan sukses kalau dapat CW. Kalau ko hanya sukses kuliah, itu sama saja kutu buku. Pokokno begini he! Pertama ko belajarmi dulu bae-bae, karena itu amanah dari orang tuamu, amanahnya om dan tantemu juga. Jadi, saya hargai itu. Nah pelan-pelan ko masukmi organisasi. Nah kalo ko sudah pintar, baru bagus organisasimu, banyak itu cewek yang lengket sama kamu nanti. Bagaimana, mantap toh!”
Imu: “iih…gimana di….? Eh tadi ko bilang, kita harus kuliah 8 tahun. Perasaan kalau 8 tahun kita sudah di DO mi itu…!”
La Ipo: “hmmm..deela kunee..! janganmi ko khawatir yang itu, kitaji yang pegang kampus. Kalau di DO, tinggal angkat megafon langsung takut itu birokrasi. Pokokno ko tidak rugi kasihan kalo ko ikut sepupumu ini. Hee..tidak ada yag berani kore-kore ko dikampus, bisa ko kuliah semaumu, dan yang penting ko tidak kelaparan. Artinya, biarpun lama ko kuliah, ko tidak akan jadi beban orang tua.”
Inu: “iyo! Bagaimanakah caranya?”
La ipo: ”wooo…ada toh caranya…hanya aktivis kayak sepupumu ini yang tau. Pokokno kalau masalah uang itu kecil, makanya ko gabungmi sama kita ini. Uuu…kalau ko sudah punya uang kasian, itu cewek-cewek tinggal ko pungut seperti gula-gula, hehehe….! Ko tidak lihatkah sepatuku ini, kayak sepatunya bos-bos toh. Ngeri juga harganya.”
Inu;” iya dee.. sa mau ikutmi juga sama kalian.



2.    Alur
Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Dalam pengertian umum, alur atau plot sering didefenisikan sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa cerita yang disusun secara logis dan kausalitas. Banyak aspek dalam menganalisis alur sebuah karya sastra (cerpen, novel, drama, dan sebagainya), misalnya, kita menempatkan analisis alur cerita sesuai dengan urutan teks (alur sekuen), urutan waktu (kronologis), atau urutan logis (kausalitas) sesuai dengan pengertian awal tentang alur.
Adapun analisis alur dari segi urutan waktu (alur kronologis) dari drama “Alangkah Lucunya Kampus Ini” karya yaitu:

    Deskripsi Inu masuk kuliah.
    Tokoh Inu sebelumnya diberi nasehat-nasehat oleh orang tuanya.
    Tokoh Inu bertemu sepupunya yang bernama La Ipo.
    Percakapan antara tokoh Inu dan tokoh La Ipo.
    Deskripsi tentang manuskripsi tokoh Inu.
    Deskripsi sajak, cerita pendek, sandiwara, dan sebagainya.
    Penawaran masuk organisasi oleh tokoh La Ipo kepada tokoh Inu.
    Deskripsi suasana hati tokoh Inu tentang nasihat orang tuanya.
    Tokoh la Ipo berusaha meyakinkan tokoh
    Deskripsi terpengaruhnya tokoh Inu.
    Tokoh inu bertemu lagi dengan tokoh Usman
    Tokoh Usman menawarkan Inu masuk organisinya
    Terjadi perbincangan antara tokoh La Ipo dengan John
    Deskripsi terjadi perdebatan kecil antara tokoh La Ipo dengan tokoh Usman
    Terjadi dialog dalam aksi demo antara tokoh Celo dengan tokoh Rektor
    Deskripsi keluhan kebingungan yang dialami oleh tokoh Inu kepada tokoh Usman
    Tokoh La Ipo datang menghampiri Usman
    Deskripsi akhir yaitu ketegangan antara tokoh Usman dan tokoh La Ipo, atas kegerangan tokoh La Ipo terhadap tokoh Usman  yang selalu mendekati Inu.

3.    Tokoh atau Penokohan
    Tokoh adalah pelaku utama dalam karya sastra.
    Penokohan adalah perwatakan oleh teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Nama-Nama Tokoh
-    Bapak    - La Ipo
-    Ibu    - john       
-    Kakak    - Celo
-    Adik    - Rektor
-    Imu    - Usman
Penokohan:
    Penulis mencitrakan tokoh Inu yang pintar diantar dua saudaranya dan juga sebagai seorang mahasiswa baru yang lugu, seperti terdapat dalam kutipan berikut :
Imu: “ihh…gimana di…! Eh tadi ko bilang, kita harus kuliah 8 tahun. Perasaan kalau 8 tahun, kita sudah di DO mi.”
Imu: “iya dee..sa mau ikutmi juga sama kalian.”
Imu: “ingin sih kak. Eh kak katanya kalau kita ikut organisasi itu bisa menghambat kuliahnya kita?”
    Penulis menceritakan tokoh ibu  yang sangat  penyayang dan perhatian.
Seperti terlihat pada kutipan dialog:
“Ibu: “iya inu..apa lagi dari mereka itu ada juga yang pulang sudah bawa anak gadisnya orang. Jangan kasihan Inu, jangan! Disana itu Inu, kota.banyak maksiatnya. Tidak ada ibu dan bapakmu yang akan melihatmu nanti, selain Allah dan dirimu sendiri. Jadi jangan sekali-kali ko tinggalkan itu sholat dan mengajimu, karena itu adalah orang tuamu yang akan selalu menegur dan menasehatimu disana.

    Penulis mencitrakan tokoh ayah yang bertanggung jawab terhadap masa depan anaknya. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
Ayah: “ho…Imu, sebentar lagi ko akan pergi jauh, ko mau pergi sekolah supaya ko jadi orang. Tidak kaya bapak dan mama mu ini. Sudah mau rabunmi ini mata, biar ditabrak huruf huruf A tidak ditahu.
    Penulisan tokoh kakak yang nakal, malas sekolah tetapi menyayangi Imu. Seperti terlihat dalam kutipan:
Kakak: “heh…!iyo Inu, pokono ko harus bae-bae, jangan kaya kakakmu ini, belum tamat SD sudah patah pulpenku. Pokoknya saya janji, saya akan banting keringat untuk bantu biayaiko.”
    Penulis mencitrakan tokoh Adik yang cerewet. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
Adik: “Betul itu Imu, masa kemarin saja to saya minta diajar membaca sama bapak, dia tolak. Saya kecewami kasian.”   
Adik: “ iyo Imu! Jangan seperti Ino (kakak). Satu hari to banyaknya leta yang dia habiskan, kayak sudah pegawai negeri saja. Untung-untung dia tidak minumji.”
Adik: “ Kak, kalo ko sudah jadi mahasiswa toh. Ko ikut-ikut juga demo nah, sapa tahu Ade bisa lihatko diTV. Supaya saya bisa sombong-sombongkan juga sama temanku, kalo kakakku masuk TV.”
    Penulis mencitrakan tokoh La Ipo sebagai sosok orang yang  suka menyombongkan diri dan juga arogan. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
La Ipo: “hee..sekarang ko tenangmi. Uuu..pokono kalo sudah bosku yang turun tangan, semuanya jadi angkat tangan. Tidak ada yang berani, dari dulu sampai sekarang kitami ini yang pegang peradaban kampus trus. Bagaimanami rencana kampusmu?”
La Ipo: “hmmm..deela kunee..! janganmi ko khawatir yang itu, kitaji yang pegang kampus. Kalau di DO, tinggal angkat megafon langsung takut itu birokrasi. Pokokno ko tidak rugi kasihan kalo ko ikut sepupumu ini. Hee..tidak ada yag berani kore-kore ko dikampus, bisa ko kuliah semaumu, dan yang penting ko tidak kelaparan. Artinya, biarpun lama ko kuliah, ko tidak akan jadi beban orang tua.
La ipo: ”wooo…ada toh caranya…hanya aktivis kayak sepupumu ini yang tau. Pokokno kalau masalah uang itu kecil, makanya ko gabungmi sama kita ini. Uuu…kalau ko sudah punya uang kasian, itu cewek-cewek tinggal ko pungut seperti gula-gula, hehehe….! Ko tidak lihatkah sepatuku ini, kayak sepatunya bos-bos toh. Ngeri juga harganya.
La Ipo: “Lee..bosku. saya tidak bisami tahan ini tanganku kalo begini, gatal sekalimi!”
    Penulis mencitrakan tokoh john sebagai seorang yang suka menyombongkan diri sebagai orang yang ditakuti. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
John: “ Halo bosku. Ada yang abang bisa bantu? Hah! Ko diskorsing? Wiih… cari gara-gara lagi ini pak Rektor eee….ko tenangmi, besok kita angkat megafon didepan rektorat. Biar saya nanti yang arahkan semua kawan-kawan. Okemi..tidak usah sungkan-sungkan.”
    Penulis mencitrakan tokoh Rektor yang konsisten pada keputusan yang telah dikeluarkan. Seperti terlihat dalam kutipan dialog:
Rektor: ”eh! Tidak bisa begitu, jelas-jelas diperaturan pelaku anarkis yang merugikan pihak kampus dan mahasiswa lainnya aan dikenakan sanksi skorsing. Syukur-syukur saya tidak kasi DO itu anak-anak. Kalo kita cabut ini keputusan, sama saja tidak konsisten dengan peraturan dikampus ini.”
    Penulis mencitrakan tokoh Celo sebagai asisten Rektor yang takut pada mahasiswa preman kampus. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
Celo: “    Memang kayaknya kita seperti itu pak, harus melunak sedikitlah. Karena saya tahu betul wataknya itu anak-anak, kalo sudah bilang A harus A, tidak bisa B.”
    Penulis mencitrakan tokoh Usman sebagai mahasiswa yang rajin beribadah dan tenang menghadapi masalah. Seperti terlihat pada kutipan dialog:
Usman: ”Tadi baru dari musholah, Alhamdulillah baru selesai ngisi mentoring anak-anak MABA.”
Usman: ”(dengan tenang) mungkin ada baiknya jika kita saling memberikan yang positif saja buat Imu, tanpa harus memakai urat seperti ini. Biarpun bersebrangan pemikiran, tapi bukan berarti kita harus saling bersebrangan hati.”

4.    Latar
Latar atau setting yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam sebuah karya sastra.
    Latar waktu
Latar waktu  adalah waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi. Pada drama “Alangkah Lucunya kampus Ini ” latar waktunya yaitu pada saat berkumpul dengan keluarga terjadi malam hari, seperti terlihat pada kutipan dialog:
Ayah: ”Inu..tujuan bapak dan ibumu kasi duduk kamu malam ini, supaya ko bisa dengar baik-baik nasehat dari orang tuamu ini. Bapak sangat percaya sama kamu. Kamu itu sudah pintar, tidak merokok dan minum seperti kebanyakan pemuda dikampung ini. Kamu juga belum pernah pacaran saya lihat, dan mudah-mudahan saat kuliah juga jangan dulu.

 Dan situasi dikampus terjadi  siang hari seperti yang tergambar dalam kutipan dialog berikut :
La Ipo: “ko kuliah disini ka? kenapa kasian ko tidak bilang-bilang dulu ka kalo ko mau kuliah disini…? Supaya sa jemputko. Jadi, ko aman-amanji kemarin waktu OSPEK..nda adaji yang gangguko ko?

    Latar tempat
Latar tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi. Pada drama “Alangkah Lucunya Kampus Ini” yang menjadi latar tempatnya yaitu di dirumah Inu dan dikampus, hal ini seperti yang tampak dalam dialok berikut :
La Ipo: “ko kuliah disini ka? kenapa kasian ko tidak bilang-bilang dulu ka kalo ko mau kuliah disini…? Supaya sa jemputko. Jadi, ko aman-amanji kemarin waktu OSPEK..nda adaji yang gangguko ko?”
5.    Amanat atau Pesan
Amanat atau Pesan merupakan pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan didalam karya sastra.
Amanat atau Pesan terbagi atas dua macam yaitu :
     Amanat Tersurat
Amanat tersurat adalah pemecahan yang diberikan oleh pengarang secara langsung atau tersurat melalui karya atau tulisannya.
Amanat tersurat dalam drama ini yaitu seperti dalam kutipan dialog :
Ibu: “Inu diantara kalian bertiga ini, hanya kamu yang saya lihat pintar. Ko sering dapat juara kelas. jadi kalau ko sudah pergi kuliah nanti, ko harus lebih pintar lagi. Supaya ko bisa seperti kakaknya La Iso, jadi anggota dewan. Ato tidak, ko bisa seperti bapaknya Ambo’i. sudah jadi kepala sekolah SD sekarang.”
Ayah: “Inu..tujuan bapak dan ibumu kasi duduk km malam ini, supaya ko bisa dengar baik-baik nasehat dari orang tuamu ini. Bapak sangat percaya sama kamu. Kamu itu sudah pintar, tidak merokok dan minum seperti kebanyakan pemuda dikampung ini. Kamu juga belum pernah pacaran saya lihat, dan mudah-mudahan saat kuliah juga jangan dulu.
Ibu: “iya inu..apa lagi dari mereka itu ada juga yang pulang sudah bawa anak gadisnya orang. Jangan kasihan Inu, jangan! Disana itu Inu, kota.banyak maksiatnya. Tidak ada ibu dan bapakmu yang akan melihatmu nanti, selain Allah dan dirimu sendiri. Jadi jangan sekali-kali ko tinggalkan itu sholat dan mengajimu, karena itu adalah orang tuamu yang akan selalu menegur dan menasehatimu disana.
Ayah: ”Inu..ko jaga pergaulanm. Jangan sedikit-sedikit ko kaget lihat modelnya orang disana. Jadilah seperti tukang genteng yang selalu melihat kebawah, jangan seperti tukang gali sumur yang sedikit-sedikit melihat keatas. Ko lihat orang-orang di atas, beli ini..beli itu, begini begitu, ko mau ikut juga. Ingat nak kita ini orang bawah, orang miskin Nak.”
Ibu: “iya Nak, kondisi keluargamu harus juga ko ingat. Tapi jangan karena ko miskin baru ko minder untuk belajar. Mama yakin, pasti ko lebih pintar dari pada orang-orang kota sana.
Usman:” Ah. Tidak juga. Lihat kakak ini, masih aktif ditiga organisasi tapi kuliah masih tetap lancar tuh. Malahan targetku untuk selesai kuliah 4 tahun, insyaallah tercapai. Makanya, kalau mau ikut organisasi itu harus selektif. Pilihlah organisasi yang juga mendukung kita untuk kuliah dengan baik. Intinya jika kita ingin berhasil dikuliah dan organisasi, dahulukan kuliah, nomor dua organisasi. Jadi dua-duanya sama-sama prioritas. Oh iya, sekarang di aula lagi ada beda buku. Mau ikutan?”
 
    Amanat Tersirat
Amanat tersirat adalah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalaan di dalam karya sastra secara tersirat atau secara tidak langsung melalui tulisannya.
Amanat tersirat dalam drama ini yaitu :
Untuk selalu menjaga amanah dan kepercayaan orang tua terhadap kita. Dan bagaimana kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam pergaulan.

B.    Analisi Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik karya sastra yaitu unsur-unsur yang berada luar karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik pada karya sastra meliputi nilai-nilai yang berada diluar karya sastra tersebut, yang berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat nyata.
Drama “Alangkah Lucunya Kampus Ini” terdapat nilai pendidikan. Dalam lingkungan perguruan tinggi yaitu kampus, pendidikan dikampus sangatlah penting sebagai masa depan setiap individu manusia dan juga bangsa. Tidak semua mahasiswa-mahasiswi yang menjalani kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak sedikit dari mereka yang tidak berhasil menyelesakan kuliah, mencapai hasil yang memuaskan dan berlama-lama menjalani kuliah. Penyebabnya yaitu mengikuti organisasi kampus tapi mengabaikan kuliah dan ada juga ada yang bermalas-malasan mengikuti kegiatan perkuliahan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa dan demi masa depan secara pribadi, mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam menjalani kuliah agar terciptanya Sumber Daya Manusia yang bermutu dan berkualitas. Sehingga, mampu bersaing secara nasional maupun internasional.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar